League of Legends: Detail Pelecehan cvMax Mulai Terungkap

League of Legends, Griffin jelaskan detail pelecehan dan kekerasan dari mantan pelatih
Madrid, Spain - October 26: --- during Worlds 2019 Quarterfinals at Palacio Vistalegre on October 26, 2019 in Madrid, Spain. (Photo by Colin Young-Wolfl/Riot Games)

League of Legends kembali mendapatkan sorotan negatif di luar ruang permainan. Permasalahan terkait pelecehan terhadap anggota sebuah tim ketika menjalani latihan mendapatkan sorotan dalam beberapa bulan terakhir. Tim dengan nama Griffin menjadi pusat dari sorotan tersebut.

League of Legends (LoL) kembali mendapatkan sorotan negatif. Sebelumnya terdapat tim yang dikenakan denda besar karena memberikan kepemilikan saham kepada pemain-pemain mereka. Kali ini kasus yang mendapatkan sorotan melibatkan pelecehan dalam bentuk verbal dan juga kekerasan fisik dalam beberapa pemain yang berada di dalam tim Griffin.

Kim ‘cvMax’ Dae-ho sudah meninggalkan tim tersebut sejak September 2019. Kasus pelecehan verbal dan kekerasan fisik terhadap pemain-pemainnya sendiri membuat cvMax mendapatkan sanksi dari Riot Games. Perusahaan yang berperan sebagai pengembang dan penerbit LoL memberikan sanksi berupa larangan bagi cvMax untuk terlibat dalam segala aktivitas yang berkaitan dengan perusahaan E-Sports tersebut.

Riot sudah merilis hasil investigasi mereka dan menyatakan bahwa cvMax terbukti melakukan pelecehan verbal dan kekerasan fisik kepada beberapa pemain di dalam skuat Griffin. Setelah mendapatkan sanksi tersebut, cvMax mengeluarkan pernyataan bahwa ia membantah tuduhan dan sanksi yang diberikan kepadanya dan menyatakan bahwa tindakan seperti itu tidak akan dilakukannya karena itu dapat membuatnya kehilangan kepercayaan dari para pemainnya.

Terkait respon yang disampaikan oleh cvMax, pemain-pemain yang ada dalam tim Griffin juga menyampaikan balasan. Terdapat tiga pemain yang merasakan pelecehan verbal dan kekerasan fisik dari mantan pelatih mereka sendiri. Ketiga pemain itu terdiri dari Choi ‘Sword’ Sung-won, Lee ’Tarzan’ Seung-yong, dan Shin ‘Rather’ Hyeong-seop. Selain itu, Byun ‘Chaos’ Young-sub yang menjabat posisi pelatih juga menyampaikan keterangan mengenai kejadian ini.

“Saya bergabung dengan Griffin pada bagian kedua dari penetapan pemain summer split 2018. Sejak saya bergabung, sudah terdapat pelecehan verbal dan kekerasan fisik. Saya sering melihatnya melempar catatannya ke arah para pemain saat memberikan arahan. Terdapat beberapa pemain yang mendapatkan tindakan agresif. CvMax sempat berteriak kepada pemain dengan mengatakan bahwa ia bermain layaknya pemain yang tidak mengenal sosok ibu, ada pemain yang pundaknya dipukul dan kerahnya ditarik,” ujar Chaos dalam wawancara kepada Inven Global.

“Saya pernah dikatakan bermain seperti seseorang yang cacat, pemain yang hanya bergerak hanya menggunakan satu tangannya. Ia mengatakan bahwa ia tidak dapat meningkatkan kemampuan dari pemain yang cacat,” tambah Sword mengenai kekerasan yang dialaminya.

“Sekitar dua tahun lalu, ketika menjalani latih tanding dengan tim lain, ada pemain kami yang berusaha memancing lawan tetapi kemudian dikalahkan. CvMax mengatakan kepada pemain itu bahwa apabila ia menjadi rekannya, ia akan melecehkan ibunya. Saat itu kami merasa terkejut, tetapi hanya menerima keadaan yang terjadi,” tambah Rather mengenai kejadian yang terjadi di Griffin.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.